Home » Tak Berkategori » Perkembangan Internasional 2014:IV

Perkembangan Internasional 2014:IV

Pada kuartal III-2014, surplus Neraca Pembayaran kembali meningkat. Pada kuartal III-2014 surplus tumbuh 50,71% (q-to-q) menjadi USD 6,47 miliar atau secara absolut bertambah sebesar USD 2,18 miliar dari kuartal II-2014. Berlanjutnya tren kenaikan surplus tersebut disebabkan karena penurunan defisit Neraca Transaksi Berjalan yang cukup besar. Defisit Neraca Transaksi Berjalan turun sebesar USD 1,85 miliar dari kuartal II-2014. Namun demikian perbaikan kinerja Neraca Transaksi Berjalan tidak diikuti dengan kenaikan surplus Neraca Transaksi Modal dan Finansial yang justru turun sebesar USD 0,66 miliar.

Gambar 15: Neraca Pembayaran Indonesia 2011:Q3-2014:Q3 (USD Miliar)
Surplus Neraca Pembayaran Indonesia meningkat

g 15

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2014)

Neraca Transaksi Berjalan mengalami penurunan defisit di kuartal III-2014. Defisit turun dari USD 8,69 miliar di kuartal II-2014 menjadi defisit USD 6,84 miliar. Secara relatif, defisit turun sebesar 21,32% (q-to-q) dan 20,84% (y-o-y). Perbaikan kinerja tersebut ditopang oleh meningkatnya surplus Neraca Perdagangan Barang terutama dari komoditas non migas serta penurunan defisit pada Neraca Jasa-Jasa dan Pendapatan Primer. Defisit Neraca Jasa-Jasa turun sebesar USD 0,38 miliar terutama dipengaruhi oleh menurunnya pembayaran jasa pelayaran yang mengikuti penurunan pada kegiatan impor. Selain itu adanya lonjakan surplus Neraca Jasa Perjalanan sebesar USD 0,28 miliar juga turut berpengaruh. Adapun penurunan defisit Neraca Pendapatan Primer sebesar USD 0,14miliar lebih disebabkan karena kinerja Neraca Pendapatan Investasi membaik.
Surplus Neraca Transaksi Modal dan Finansial menurun tipis pada kuartal III-2014. Surplus turun tipis 4,59% dari sebelumnya sebesar USD 14,33 miliar di kuartal II-2014 menjadi USD 13,67 miliar. Namun demikian secara year on year, surplus justru tumbuh pesat lebih dari dua ratus persen yakni 202,76% (surplus tahun 2013 hanya sebesar USD 4,52 miliar). Memburuknya kinerja Neraca Transaksi Modal dan Finansial dikarenakan banyaknya investasi portofolio yang keluar dari Indonesia. Pada kuartal III-2014 aliran masuk investasi portofolio di Indonesia adalah sebesar USD 5,79 miliar, sedangkan di kuartal sebelumnya sebesar USD 9,31 miliar. Hal lain yang juga turut berpengaruh terhadap kinerja Neraca Transaksi Modal dan Finansial adalah menurunnya surplus Neraca Investasi Lainnya sebesar USD 1,06 miliar (q-to-q) yang dipicu oleh defisit pada sisi aset.

Gambar 16: Neraca Perdagangan Barang , 2011:Q3-2014:Q3 (USD Miliar)
Kinerja Neraca Perdagangan Barang membaik

g 16

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2014)

Indonesia mencatat surplus Neraca Perdagangan Barang sebesar USD 1,55 miliar pada kuartal III-2014. Angka tersebut jauh lebih tinggi daripada kuartal sebelumnya yang defisit USD 0,13 miliar. Surplus Neraca Perdagangan Barang didorong oleh ekspansi surplus Neraca Non Migas dan Neraca Barang Lainnya. Sementara itu defisit Neraca Migas masih relatif besar dan tidak banyak berubah dibandingkan kuartal sebelumnya. Penurunan subsidi BBM akhir tahun ini diharapkan membawa perbaikan pada Neraca Migas pada kuartal I-2015 nanti. Secara year on year, pada kuartal III-2014 surplus Neraca Perdagangan Barang meningkat sebesar USD 1,47 miliar, lebih rendah dibanding peningkatan surplus q-to-q sebesar USD 1,68 miliar.
Pada kuartal III-2014 surplus Neraca Non migas meningkat dua kali lipat dibandingkan kuartal sebelumnya. Indonesia mencatat pertumbuhan surplus sebesar 102,7% (q-to-q) dari USD 2,72 miliar menjadi USD 4,33 miliar. Ekspansi surplus tersebut disebabkan adanya penurunan impor komoditas non migas sebanyak USD 2,26 miliar di kuartal III-2014. Penurunan nilai impor terbesar terjadi pada komoditas produk logam dasar yang mencapai USD 0,53 miliar. Kemudian diikuti berturut-turut oleh komoditas peralatan listrik, alat ukur dan optik (USD 0,28 miliar) serta komoditas tekstil dan produk turunannya (USD 0,26 miliar). Sedangkan dari sisi ekspor, nilai ekspor komoditas non migas justru turunsekitar USD 0,65 miliar dari kuartal sebelumnya.
Defisit Neraca Minyak dan Gas sedikit berkurang di kuartal III-2014 dipengaruhi turunnya nilai impor minyak. Defisit Neraca Migas pada kuartal ini mencapai USD 3,14 miliar. Berkurangnya defisit Neraca Migas dipicu oleh turunnya nilai impor komoditas minyak mentah sekitar 16,64% (q-to-q), meskipun pada saat yang bersamaan surplus Neraca Gas turun sebesar USD 0,05 miliar akibat nilai impor yang tumbuh besar hingga mencapai 14,63%.

Tabel 8: Perkembangan Ekspor-Impor berdasarkan Kawasan tahun 2014 (USD Miliar)
Ekspor bersih Indonesia positif

t 8

Sumber: Bank Indonesia (2014)

Ekspor bersih Indonesia bernilai positif pada kuartal III-2014 setelah pada kuartal sebelumnya negatif. Di kuartal III-2014, Indonesia memperoleh surplus dari aktivitas perdagangan internasional sebesar USD 1,56 miliar. Indonesia memiliki surplus perdagangan internasional dengan semua kawasan kecuali terhadap kawasan Australia-Oseania yang kembali membukukan defisit (dari defisit USD 0,10 miliar pada kuartal II-2014 menjadi defisit USD 0,25 miliar di kuartal III-2014). Pada kuartal III-2014, kenaikan nilai surplus terbesar secara q-to-q terjadi pada aktivitas perdagangan dengan kawasan Asia yakni sebesar USD 1,08 miliar. Terhadap kawasan ASEAN, ekspor bersih Indonesia pada kuartal III-2014 adalah sebesar USD 2,30 miliar dengan pertumbuhan q-to-q 9,54%. Ekspor bersih dengan ASEAN secara persentase mencakup 36,38% dari total ekspor bersih dengan seluruh negara-negara kawasan Asia lainnya.
Nilai ekspor Indonesia mengalami kontraksi dengan beberapa kawasan. Kawasan-kawasan tersebut adalah Asia (-2,76%), Australia-Oseania (-15,30%), dan Afrika (-2,98%). Sementara ekspansi nilai ekspor Indonesia terjadi pada perdagangan dengan kawasan Amerika (0,86%) dan Eropa (5,13%). Selain itu dengan kawasan ASEAN, nilai ekspor Indonesia juga turun dari USD 10,05 miliar menjadi USD 9,60 miliar. Secara keseluruhan ekspor Indonesia turun sebesar 1,94% dari USD 44,50 miliar (Kuartal II-2014) menjadi USD 43,64 miliar (Kuartal III-2014).
Pada kuartal III-2014 nilai impor Indonesia turun 5,71% (q-to-q). Secara persentase penurunan terbesar dialami oleh kawasan Asia yakni mencapai 7,54%. Kemudian diikuti berturut-turut oleh kawasan Amerika (-6,71%), Eropa (-6,08%), dan Australia-Oseania (-5,69%). Kenaikan impor hanya terjadi pada perdagangan dengan kawasan Afrika yakni tumbuh sebesar 0,05%. Adapun dengan kawasan ASEAN, sebagaimana halnya terhadap kawasan Asia lainnya, juga mengalami pertumbuhan negatif 4,71% dari sebelumnya impor sebesar USD 7,95 miliar menjadi USD 7,29 miliar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penurunan nilai impor Indonesia pada kuartal III-2014 yang lebih besar dibanding penurunan nilai ekspor mengakibatkan nilai ekspor bersih Indonesia bernilai positif.


Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.