Home » Tak Berkategori » Perkembangan Sektor Perbankan 2015:II

Perkembangan Sektor Perbankan 2015:II

Perkembangan Perbankan Melambat Sejalan dengan Proses Penyesuaian Perekonomian Indonesia yang Melambat
Gambar 25: Pertumbuhan kredit Perbankan Januari 2013 – Mei 2015 y-o-y
Pertumbuhan kredit melambat
g25
Sumber: Bank Indonesia (2015)

Perlambatan pertumbuhan kredit masih berlanjut hingga Mei 2015. Pertumbuhan kredit perbankan Mei 2015 sebesar 10,40 persen y-o-y melambat bila dibandingkan dengan Maret 2015 sebesar 11,28 persen. Perlambatan pertumbuhan kredit terjadi pada kredit modal, kredit investasi dan kredit konsumsi yang tumbuh masing-masing sebesar 10,44 persen; 11,11 persen dan 9,71 persen atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya Maret 2015 sebesar 9,95 persen; 13,54 persen dan 11,56 persen. Perlambatan kredit perbankan sejalan dengan proses penyesuaian perekonomian Indonesia yang melambat, kondisi pelemahan nilai tukar serta menurunnya optimisme terhadap pertumbuhan kredit yang akan datang. Sehingga berdampak pada penyaluran kredit perbankan.

 

Gambar 26: Perkembangan pertumbuhan Dana Pihak ketiga (DPK), Januari 2013 – Mei 2015
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Mei 2015 mengalami perlambatan
g26
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia OJK (2015)

 

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencatatkan penurunan pada Mei 2015. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Mei 2015 tercatat sebesar 12,45 persen y-o-y menurun dari dari kuartal sebelumnya Maret 2015 sebesar 16,04 persen. Penurunan pertumbuhan DPK didorong oleh turunnya kenaikan deposito dari 23,68 persen pada Maret 2015 menjadi 19,53 persen pada Mei 2015. Selain itu, penurunan Giro juga medorong turunnya DPK dari 17,66 persen pada kuartal sebelumnya menjadi 9,99 persen pada Mei 2015. Sedangkan pertumbuhan DPK tabungan juga mengalami penurunan dari 16,04 persen pada Maret 2015 menjadi 12,45 persen pada Mei 2015.

 

Gambar 27: Perkembangan total aset perbankan di Indonesia, April 2014 – Mei 2015
Total aset perbankan pada Mei 2015 mencapai IDR 11.675 triliun atau tumbuh 14,52 persen y-o-y
g27
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia OJK (2015)

 

Total aset Bank Umum pada Mei 2015 mencapai 5.873 IDR triliun dan tumbuh 17,25 persen y-o-y. Adapun Bank Persero membukukan total aset sebesar 2.045 IDR triliun, tumbuh 14,13 persen. Total aset Bank BUSN Devisa mencapai IDR 2.290 triliun, tumbuh 14,33 persen. Sedangkan, total aset Bank Pembangunan Daerah (BPD) tumbuh 21,62 persen atau mencapai 537 IDR triliun. Bank Asing membukukan total aset sebesar IDR 479 triliun atau tumbuh 17,87 persen. Total aset Bank BUSN Non-Devisa tumbuh 11,55 persen atau mencapai IDR 184 triliun. Total aset Bank Campuran tumbuh 4,34 persen, atau hanya mencapai IDR 300 triliun. Secara total, aset perbankan Indonesia hanya mencapai IDR 11.675 triliun pada Mei 2015 atau hanya tumbuh 14,52 persen lebih rendah dari kuartal sebelumnya Maret 2015 yang mecapai 17,25 persen.

Ketahanan permodalan perbank mencatatkan penurunan namun masih berada pada batas aman yang ditentukan. Perkembangan rata-rata CAR bank umum mengalami kenaikan dari 19,45 persen April 2015 sampai Maret 2015 sebesar 20,98 namun pada akhir Maret 2015 mengalami sedikit penurunan sebesar 20,51 persen. Nilai CAR tersebut namun masih berada pada batas aman karena masih jaun ditas ketentuan minimum sebesar 8 persen. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa daya tahan perbankan masih cukup tinggi ketika dalam gejolak perekonomian yang tak kian menentu.

 

Gambar 28 Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) per kelompok bank April 2014 – Maret 2015
Perkembangan CAR menurun pada Mei 2015 namun masih diatas rata-rata yang ditentkan
g28
Sumber: OJK dan CEIC (2015)

Gambar 29 Kinerja Bank Umum Januari 2012 – Mei 2015
Rentabilitas perbankan relatif baik dan stabil serta Risiko Kredit dan Likuiditas perlu dijaga
g29
Sumber: CEIC dan Bank Indonesia (2015)

 

Profitabilitas dan Efisiensi pebankan dicerminkan dalam perkembangan Return on Asset (ROA) menunjukan tren penurunan dan Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat. ROA pada Mei 2015 sebesar 2,58 persen menurun tipis pada kuartal sebelumnya Maret 2015 sebesar 2,69 persen. Sedangkan, perkembangan LDR pada Mei 2015 mengalami peningkatan menjadi 88,79 persen dibandingkan dengan Maret 2015 sebesar 87,58 persen. Penurunan terjadi karena pertumbuhan kredit yang lambat serta risiko kredit yang mulai meningkat.
Perkembangan Net interest Income (NIM) bank umum mengalami peningkatan. Pada posisi Mei 2015, NIM bank umum tercatat 5,33 persen lebih tinggi dibandingkan sebelumnya Maret 2015 sebesar 5,29 persen. Kenaikan NIM didorong adanya penurunan BI Rate sebesar 7,50 persen yang sebelumnya mencapai 7,75 persen. Penurunan BI Rate direspon bank dalam menurunakan suku bunga deposito perbank. Penurunan suku bunga ini diharapkan akan memperbaiki likuiditas perbankan.

Perkembangan risiko kredit terlihat dari Rasio Non-Performing Loan (NPL) mengalami peningkatan. Pada Mei 2015, rasio NPL mencapai 2,58 persen naik dibandingkan dengan akhir Maret 2015 sebesar 2,48 persen. Penyebab kenaikan tersebut kondisi ekonomi yang cenderung melambat serta nilai tukar yang terus melemah. Selain itu sektor komoditas mempunyai andil yang besar dalam pertumbuhan ekonomi, sehingga ketika terjadi penurunan harga komoditas.

Efisiensi perbankan dicerminkan dalam perkembangan Biaya Operasional terhadap Pendaptan Operasional (BOPO) mengalami peningkatan. Dalam efisiensi perbankan, rasio BOPO mengalami kenaikan menjadi 80,42 persen pada Mei 2015 dibandingkan dengan Maret 2014 sebesar 76,49 persen. Kenaikan BOPO ini dikarenakan biaya operasional yang terus membesar. Hal ini menunjukan tingkat efisiensi perbankan masih rendah sehingga banyak biaya operasional yang harus ditekan untuk meningkatlkan efisiensi kinerja perbankan. Angka tersebut terbilang cukup besar, sehingga Otoritas Jasa Keungan (OJK) berencana untuk menurunkan BOPO di level 60 persen.


Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.