Home » Tak Berkategori » Perkembangan Sektor Perbankan 2016:I

Perkembangan Sektor Perbankan 2016:I

A.   Sektor Perbankan

1.      Ketahanan Sektor Perbankan Perlu Dijaga

Gambar 23 Pertumbuhan kredit Perbankan Februari 2014 – Februari 2016 y-o-y

Pertumbuhan kredit menurun

pertumbuhan-kredit

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2016)

 Pertumbuhan kredit perbankan Februari 2016 menurun. Pertumbuhan kredit pada Februari 2016 tercatat melambat sebesar 8,11 persen y-o-y, dibandingkan dengan Januari 2016 sebesar 9,47 persen y-o-y. Penurunan kredit terjadi pada pada semua jenis kredit berdasarkan penggunaannya terutama pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI). Penurunan kredit KMK dan KI yang masing-masing sebesar dari 7,43 persen dan 14,01 persen pada Januari 2016 menjadi 5,28 persen dan 12,81 persen. Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi yang turun disebabkan oleh iklim dunia usaha yang masih lesu ditengah melambatanya pertumbuhan ekonomi. Sehingga, pelaku bisnis masih enggan untuk melakukan investasi dan belanja modal dalam mendukung usaha tersebut. Ditambah lagi nilai tukar yang masih cukup tinggi menimbulkan ketidakpastian sehingga adanya keraguan bagi pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya secara normal. Kredit Konsumsi juga mengalami sedikit penurunan dari 9,29 persen menjadi 9,19 persen pada Januari 2016.

 

Gambar 24 Perkembangan pertumbuhan Dana Pihak ketiga (DPK) Bank Umum, Februari 2014 – Februari 2016  

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Februari 2016 meningkat tipis

pertumbuhan-dpk

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2016)

 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum melambat. Pertumbuhan kredit pada Februari 2016 meningkat tipis sebesar 6,9 persen y-o-y, dibandingkan dengan bulan sebelumnya Januari 2016 sebesar 6,8 persen. Peningkatan komponen DPK utamanya terjadi pada tabungan yang meningkat tipis sebesar 9,9 persen, dibandingkan dengan bulan Januari 2016 sebesar 9,3 persen. Sementara itu, pertumbuhan giro dan deposito lebih rendah, yang masing masing sebesar 12,5 persen dan 2,6 persen, dibandingkan Januari 2016 lebih rendah sebesar 13 persen dan 2,7 persen. Adanya perlambatan Dana Pihak Ketiga (DPK) diperkirakan oleh perkiraan turunnya suku bunga dan likuiditas perbankan yang kurang baik.

 

 

Gambar 25 Perkembangan total aset perbankan di Indonesia, Februari 2011 – Februari 2016

Total aset Bank Umum pada Februari 2016 meningkat

perkembangan-total-aset

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2016)

 Pertumbuhan Aset Bank Umum sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Total aset Bank Umum pada Februari 2016 meningkat tipis sebesar IDR 6.119 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan Januari 2016 sebesar IDR 6.096 triliun. Menurut kelompok perbankan, Bank Persero, BUSN Devisa, BUSN Non-Devisa, BPD, Bank Asing mengalami peningkatan aset, sedangkan Bank Campuran Konvensional mengalami penurunan jumah aset. Total aset Bank Persero sebesar IDR 2.272 triliun, lebih tinggi dibandingkan Januari 2016 sebesar IDR 2.255 triliun. BUSN Devisa dan Non-Devisa juga mengalami peingkatan aset yang masing-masing sebesar IDR 2.349,3 triliun dan IDR 191 triliun dari IDR 2.349,1 triliun dan IDR 190 triliun pada Januari 2016. Bank BPD dan Bank Asing juga meningkat yang masing-masing menjadi sebesar IDR 507 triliun dan IDR 487 triliun, yang pada bulan sebelumnya Januari 2016 lebih rendah sebesar IDR 503 triliun dan IDR 483 triliun. Sementara itu, penurunan terjadi pada Bank Campuran Konvensional sebesar IDR 312 triliun, lebih rendah dibandingkan Januari 2016 sebesar 314 triliun.

 

 

Gambar 26 Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) per kelompok bank Februari 2011 – Februari 2016

Perkembangan CAR Bank Umum meningkat pada Februari 2016

car

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2016)

 Risiko kredit yang terjaga tercermin nilai Rasio Kecukupan Modal (CAR) perbankan yang meningkat. Rata-rata Rasio Kecukupan Modal (CAR) tercatat meningkat menjadi 21,93 persen, lebih tinggi dibandingkan Januari 2015 sebesar 21,75 persen. Dari kelompok perbankan, hampir semua perbankan mengalami peningkatan kecuali Bank Asing Konvensioanal yang menurun tipis. Rata-rata CAR Bank Persero Februari 2016 tercatat sebesar 20,11 persen, lebih besar dibandingkan Januari 2016 sebesar 19,84 persen. BUSN Devisa dan BUSN Non-Devisa juga menunjukan peningkatan pada nilai CAR yang masing-masing sebesar 18,79 persen dan 21,29, lebih tinggi dibandingkan Januari 2016 sebesar 18,53 persen dan 21,23 persen. Selain itu, BPD dan Bank Campuran pada Februari 2016 nilai CAR masing-masing 20,90 persen dan 20,74 persen, lebih tinggi dibandingkan Januari 2016 sebesar 20,85 persen dan 20,37 persen. Di sisi lain, Bank Asing tercatat menurun sebesar 47,37 persen, lebih rendah dibandingkan Januari 2016 sebesar 47,59 persen. Beberapa tekanan dan gejolak perekonomian yang ada, daya tahan perbankan masih tetap cukup tinggi.

 

Gambar 27 Kinerja Bank Umum Februari 2014 – Februari 2016

Rentabilitas perbankan masih relatif baik dan stabil serta Risiko Kredit dan Likuiditas perlu dijaga

kinerja-bank-umum

Sumber: Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (2016)

 Stabilitas perbankan secara umum perlu di jaga. Dari sisi Profitabilitas laba industri yang ditunjukan Return of Asset (ROA) dan Net Interest Income (NIM) menunjukan penurunan. Perkembangan ROA pada Februari 2016 sebesar 2,29 persen, lebih rendah dibandingkan Januari 2016 sebesar 2,51 persen. Perkembangan NIM juga mengalami penurunan pada Februari 2016 sebesar 5,47 persen, lebih rendah dibandingkan Januari 2016 sebesar 5,63 persen. Menurut kelompok perbankan, pencetak NIM terbesar berasal dari Bank BPD 7,08 persen. Sementara yang NIM terkecil dari Bank Campuran Konvesional sebesar 3,51 persen. Selain itu, Intermediasi dan likuiditas perbankan yang dicerminkan oleh Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukan penurunan dan Non Performing Loan (NPL) menunjukan peningkatan. Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 89,50 persen, lebih rendah dibandingkan Januari 2016 sebesar 90,95 persen. Sedangkan Non Performing Loan (NPL) tercatat sebesar 2,87 persen, lebih tinggi dibandingkan Januari 2016 sebesar 2,73 persen. Efisisensi industri perbankan yang dicerminkan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) mengalami sedikit penurunan menjadi 84,22 persen, dibandingkan bulan sebelumnya Januari 2016 sebesar 84,86 persen.


Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.