1. Ketahanan sistem Perbankan tetap stabil ditengah perlambatan ekonomi
Gambar 23 Pertumbuhan kredit Perbankan Mei 2014 – Mei 2016 y-o-y
Pertumbuhan kredit meningkat
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2016)
Pertumbuhan kredit Mei 2016 mengalami peningkatan. Hingga Mei 2016 pertumbuhan kredit tercatat mengalami kenaikan yang tercatat sebesar 8,17 persen y-o-y dibandingkan April 2016 yang tercatat sebesar 7,77 persen y-o-y. Peningkatan pertumbuhan kredit didukung oleh kredit berdasarkan jenis pengunaan yaitu Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Konsumsi (KK) yang mengalami peningkatan. Sedangkan Kredit Investasi (KI) mengalami penurunan. Walaupun pertumbuhan meningkat, namun masih terbatas. Pertumbuhan yang terbatas berhubungan dengan permintaan kredit yang masih rendah dan risiko kredit (NPL) yang meningkat. Adanya kehati-hatian yang diterapkan perbankan dalam penyaluran kredit juga menyebabkan pertumbuhan kredit yang masih terbatas. Saat ini dalam mendukung kenaikan pertumbuhan kredit berharap dengan adanya dana pengampunan wajib pajak. Sehingga diharapkan dengan adanya peningkatan pertumbuhan kredit, perbankan dapat memperluas penyaluran kredit.
Gambar 24 Perkembangan pertumbuhan Dana Pihak ketiga (DPK) Bank Umum, Mei 2015 – Mei 2016
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Mei 2016 meningkat
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2016)
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami peningkatan. Hingga Mei 2016 pertumbuhan DPK mengalami kenaikan yang tercatat sebesar 6,5 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya tercatat sebesar 6,2 persen. Peningkatan DPK didukung oleh kenaikan pertumbuhan giro dan tabungan. Pertumbuhan giro dan tabungan mengalami peningkatan yang masing-masing tercatat sebesar 9,03 persen dan 12,3 persen dibandingkan April 2016. Sedangkan pertumbuhan kredit deposito mengalami penurunan yang tercatat sebesar 2,0 persen, lebih rendah dibandingkan April 2016. Penurunan pertumbuhan deposito terjadi karena adanya penurunan suku bunga deposito sehingga terjadi pengalihan dana ke tabungan.
Gambar 24 Perkembangan total aset perbankan di Indonesia, Mei 2012 – Mei 2016
Total aset Bank Umum pada Mei 2016 meningkat
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2016)
Perkembangan aset Bank Umum hingga Mei 2016 mengalami peningkatan. Total aset Bank Umum mencapai IDR 6.234 triliun, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya April 2016 mencapai IDR 6.180 triliun. Menurut kelompok perbankan, rata-rata mengalami kenaikan aset kecuali BUSN Non Devisa. Perkembangan BUSN Non Devisa hingga Mei 2016 hanya mencapai IDR 175 triliun, lebih rendah dibandingkan April 2016 yang telah mencapai IDR 197 triliun. Kelompok bank yang memilki aset terbesar kedua setelah bank umum yaitu BUSN Devisa. Pertumbuhan aset BUSN Devisa hingga Mei 2016 mencapai IDR 2.410 triliun, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya mencapai IDR 2.355 triliun.
Gambar 25 Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) per kelompok bank Mei 2011 – Mei 2016
Perkembangan CAR Bank Umum meningkat
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2016)
Risiko kredit yang masih terjaga. Dilihat dari pertumbuhan rata-rata Rasio Kecukupan Modal (CAR) hingga Mei 2016 mencapai 22,41 persen, lebih tinggi dibandingkan April 2016 yang hanya sebesar 21,95 persen. Dilihat jenis perbankan, nilai CAR meningkat kecuali BUSN Non Devisa, BPD Konvensional dan Bank Campuran. Bank asing memilki nilai CAR tertinggi yang hingga Mei 2016 mencapai 48,92 persen, lebih tinggi dibandingkan April 2016 yang hanya mencapai 44,05 persen. Sedangkan BPD konvensional memliki nilai CAR terendah dari jenis bank diatas. Hingga Mei 2016 CAR BPD Konvensional mencapai 19,40, namun nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan April 2016 yang hanya mencapai 19,98 persen. Daya tahan perbankan khususnya pada kecukupan modal secara umum masih tinggi, karena masih diatas standar nilai CAR yaitu 8 persen.
Gambar 25 Kinerja Bank Umum Mei 2014 – Mei 2016
Rentabilitas perbankan masih relatif baik dan stabil serta Risiko Kredit dan Likuiditas perlu dijaga
Sumber: Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (2016)
Rata-rata kondisi perbankan secara keseluruhan cukup baik. Profitabilitas perbankan yang ditunjukan dari nilai Return of Assets (ROA) Bank Umum menunjukan penurunan dan Net Interest Income (NIM) Bank Umum menunjukan peningkatan. Perkembangan ROA Bank Umum pada Mei 2016 mencapai 2,34 persen, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,38 persen. Sedangkan perkembangan NIM Bank Umum menunjukan peningkatan pada Mei 2016 mecapai 5,60 persen dibandingkan April 2016 yang hanya mencapai 5,56 persen. Dari sisi Intermediasi dan likuiditas perbankan dicerminkan oleh nilai Loan to Deposit ratio (LDR) Bank Umum dan Non Performing Loan (NPL) perbankan. Perkembangan LDR Bank Umum pada Mei 2016 mencapai 90,32 persen, lebih tinggi dibandingkan April 2016 yang hanya mencapai 89,52 persen. Tingginya LDR karena penyaluran dana pihak ketiga melalu kredit besar, sehingga laba yang diperoleh juga semakin besar. Sedangkan NPL gross perbankan mengalami kenaikan yang mencapai 3,10 persen dibandingkan April 2016 yang menyampai 2,93 persen. Walaupun nilai NPL gross mengalami kenaikan, namun nilai tersebut masih tetap rendah dan berada batas nilai NP yang sebesar 3,1 persen (gross). Efsiensi perbankan dicerminkan pada Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) mengalami kenaikan yang mencapai 82,36 persen dibandingkan April 2016 yang hanya mencapai 82,30 persen. Semakin BOPO meningkat mengindikasikan bahwa operasional perbankan semakin tidak efisien. Sehingga laba yang didapatkan tidak begitu besar maka mempengaruhi nilai ROA yang menunjukan penurunan.