Krisis tahun 2008 memaksa bank sentral di negara-negara maju untuk mengeluarkan kebijakan inkonvensional. Ketika suku bunga tidak bisa lagi digunakan sebagai instrumen kebijakan, komunikasi yang dilakukan oleh bank sentral menjadi sangat penting, karena pelaku pasar tidak lagi melihat suku bunga per se, tetapi juga melihat substansi dari pengumuman yang dilakukan oleh bank sentral. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak komunikasi yang dilakukan oleh Federal Open Market Committee (FOMC) terhadap return dan volatilitas return indeks harga saham di enam negara: Amerika Serikat, Meksiko, Jepang, Tiongkok, Singapura, dan Indonesia pada periode 1 Januari 2008-31 Desember 2014. Dengan menggunakan metode GARCH (1,1), ditemukan bukti bahwa pengaruh komunikasi yang dilakukan oleh FOMC terhadap return dan volatilitas return indeks harga saham di enam negara sampel berbeda-beda, tergantung pada substansi dari pengumuman FOMC itu sendiri.
Penulis: Reno Bagaskara, S.E.