Ekonomi Indonesia Melambat
Badan Pusat Statistik di Bulan Mei 2015 mempublikasikan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2015. Sayangnya bukan kabar baik yang kita terima. Perekonomian kita secara year-on-year (yoy) hanya tumbuh 4,7 persen, terendah dalam lima tahun terakhir. Pengeluaran pemerintah yang diharapkan menjadi motor penggerak perekonomian nyatanya hanya mampu tumbuh sebesar 2,2 persen. Nilai ekspor bersih memang meningkat pesat (35,1 persen yoy), tapi lebih karena disebabkan penurunan impor. Sedangkan pengeluaran rumah tangga dan investasi masing-masing tumbuh sebesar 5,0 persen dan 4,4 persen.
Lingering Uncertainty
Federal Reserve dalam rapat FOMC 16-17 Juni 2015 memutuskan untuk menahan target suku bunganya di tingkat 0-0,25 persen seperti sejak tahun 2008. Buat sebagian, keputusan Fed ini melegakan. Buat sebagian yang lain keputusan Fed untuk menunda kenaikan Federal Funds Rate (FFR) ibarat menahan bisul yang sudah lama mau pecah.
Fed melalui Bernanke pada saat itu, sudah woro-woro hendak menaikkan suku bunga dengan cepat pada tanggal 1 Maret 2013 atau yang kemudian dikenal dengan istilah tapper tantrum. Sontak akibat dari pernyataannya itu, kapital meninggalkan emerging markets karena yield obligasi pemerintah Amerika Serikat naik mengantisipasi kenaikan FFR. Nyatanya, sampai dengan Yellen menggantikan Bernanke, FFR belum juga dinaikkan. Namun, sejak Maret 2013 itu, pasar terus-menerus galau: apakah melihat laporan ketenagakerjaan AS, inflasi AS, apalagi di hari-hari menjelang rapat FOMC. Situasi ketidakpastian ini terus mengapung di udara.
Awan Mendung Perekonomian Amerika Serikat
Perekonomian Amerika Serikat nampaknya belum pulih dari krisis yang menimpa mereka beberapa tahun yang lalu. Jika diibaratkan seperti sebuah pesawat, pilot perekonomian Amerika Serikat belum menemui titik terang dan masih struggle melewati awan mendung (permasalahan-permasalahan) di sekitarnya. Indikator yang menjelaskan mengapa perekonomian Amerika Serikat dianggap belum menemui titik terang adalah indikator pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2015 yang mengalami penyusutan menjadi sebesar 0,7% (q-t-q). Angka tersebut mengalami revisi dari data preliminary yang dirilis pada awal Mei di mana perekonomian tumbuh sangat lambat yaitu sebesar 0,2% (q-t-q). Penyusutan ekonomi yang terjadi seolah mengingatkan kembali kejadian pada kuartal yang sama di tahun 2014 meskipun tidak seburuk pada saat itu yang menyusut hingga -2,1% (q-t-q).