Tantangan Ekonomi Indonesia dan Bauran Kebijakan Atasi Dampak COVID-19
Pandemi COVID-19 membuat tahun 2020 menjadi tahun yang sulit untuk seluruh negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Hingga 30 Mei 2020, jumlah kasus yang terkonfirmasi di Indonesia mencapai 25.773 individu, dimana 7.015 pasien dinyatakan sembuh dan 1.573 orang di antaranya meninggal dunia (Worldometer 2020). Sayangnya, kapasitas tes harian di Indonesia per 25 Mei 2020 masih cenderung kecil, yaitu 0,02 orang per 1.000 penduduk. Kapasitas tes tersebut masih kalah jauh dengan negara tetangga, yaitu Malaysia dan Singapura yang mencapai 0,27 dan 0,68 orang per 1.000 penduduk (Our World in Data 2020). Akibatnya, data jumlah kasus yang dilaporkan kemungkinan lebih rendah dari yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Potret Pasar Tenaga Kerja untuk Memahami Relevansi RUU Cipta Kerja
Tahun 2020 belum berjalan separuh episode. Tetapi, masyarakat Indonesia telah digemparkan oleh RUU Cipta Kerja. Wacana ini menimbulkan perdebatan dari aspek hukum, ekonomi, ataupun politik—dan juga demonstrasi buruh dan mahasiswa tentunya. Tulisan ini sendiri berangkat dari pertanyaan sederhana: Bagaimana sebenarnya potret tenaga kerja di Indonesia? Apakah regulasi pasar tenaga kerja di Indonesia menghambat penciptaan lapangan pekerjaan?
Potret Tenaga Kerja di Indonesia
Dalam banyak hal, utamanya mengenai tenaga kerja, ekonom tentu saling berdebat. Tapi, setidaknya mereka sepakat ataupun tidak berdebat mengenai sejumlah hal: tingginya tenaga kerja sektor informal di Indonesia dan rendahnya tingkat produktivitas pekerja di Indonesia. Saat ini, tenaga kerja di sektor informal berkontribusi sekitar 57 persen tenaga kerja di Indonesia. Proporsi tinggi ini mengkhawatirkan mengingat sektor tersebut tidak memiliki proteksi dari Undang-Undang—terlebih bagi mereka yang bekerja di sektor pertanian informal.
Donald Trump dan Risiko
Donald Trump adalah sebuah faktor risiko. Kalau Anda melihat bagaimana dia berkampanye dengan pendapat-pendapat ekstrim di luar nalar sehat yang berani, nekat, dan bahkan menantang kemapanan, maka Donald adalah sebuah cerita risiko.
Cerita risiko inilah yang diangkat dalam IERO edisi kali ini, sejalan dengan ekspektasi–terutama di emerging economy–yang penuh VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) yang skalanya akan semakin tinggi disebabkan salah satunya oleh faktor Donald.