Pemilu Legislatif dan Harapan Perubahan
Pemilu Legislatif dan Harapan Perubahan
Akhmad Akbar Susamto1
Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2014 tinggal dalam hitungan hari. Berdasarkan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), proses pemungutan suara untuk memilih calon-calon anggota DPD, DPR dan DPRD akan dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014. Tercatat, di samping individu-individu calon anggota DPD, ada 12 partai politik yang bersaing memperebutkan kursi-kursi DPR dan DPRD, di mana 11 di antaranya merupakan partai politik lama dan satu partai merupakan partai politik baru.
Economic Outlook 2014
Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah usaha yang memiliki kandungan impor tinggi mulai berteriak karena dollar tinggi. Benarkah faktor eksternal semata ataukah fundamen ekonomi Indonesia yang “rapuh” sehingga rawan terhadap guncangan eksternal?
Gambar 24 : Perkembangan Kurs dan IHSG pada masa SBY
Penyebab utama anjloknya IHSG dan terpuruknya nilai tukar rupiah sebetulnya adalah struktur ekonomi kita yang sejak lama ”tidak sehat”, tetapi diberi obat yang tak cespleng. Tanpa perubahan mendasar kebijakan makro dan sektoral, ancaman krisis di pasar modal dan valas, cepat atau lambat akan merembet ke semua sektor, termasuk pasar tradisional dan UMKM. Selama kurun 1 Januari-23 Agustus 2013, nilai tukar rupiah melemah sekitar 12 persen terhadap dollar AS dan IHSG melorot sekitar 4,1 persen. Pada 23 Agustus 2013, kurs rupiah bertengger di angka IDR 10.848 per USD dan IHSG pada 4.169,83 (lihat Gambar 24). Bahkan pada tanggal 28 November 2013, kurs rupiah merosot hingga IDR 11.870-11.990 per USD, atau mengalami depresiasi sekitar 24% dalam satu tahun. Bandingkan dengan awal 2013, saat kurs IDR 9.685 dan IHSG 4.346,48.
Indonesia di Bawah Bayang-Bayang “Sindrom” Krisis
Adakah alasan untuk mencurigai kemungkinan babak baru krisis ekonomi di Indonesia? Terdapat tiga isu perekonomian makro yang sangat relevan untuk dicermati terkait dengan perkembangan terkini ekonomi Indonesia, yaitu pertumbuhan ekonomi (economic growth), pengangguran (unemployment) dan stabilisasi (stabilization).
Pertumbuhan Ekonomi Melambat
Tiga triwulan terakhir ini pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan. Target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebagaimana tercantum dalam APBN-P yang 6,3 persen kemungkinan besar tidak akan tercapai. Bank Indonesia (2013) dan BPS(2013) mencatat bahwa kondisi dua triwulan terakhir menunjukkan pertumbuhan ekonomi hanya 5,8%. Implikasinya jelas, menurut Hukum Okun, kemampuan ekonomi menyerap tenaga kerja juga berkurang. Kelihatannya trickle-down effect pertumbuhan ekonomi makro yang 5,8% tersebut kurang mampu menyerap tenaga kerja, “perekonomian mikro tak seindah warna perekonomian makro” karena permasalahan struktural, seperti daya saing tenaga kerja, infrastruktur dan lain-lain.