Gambar 13: Neraca Perdagangan Indonesia, Januari 2008 – April 2013
Neraca perdagangan Indonesia kembali defisit.
Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC (2013)
Kinerja neraca perdagangan Indonesia mengalami penurunan pada April 2013. Neraca perdagangan Indonesia yang semula surplus USD 0,1 miliar pada Maret 2013, menurun menjadi defisit USD 1,6 miliar pada April 2013. Penurunan kinerja neraca perdagangan pada April 2013 terutama disebabkan oleh meningkatnya nilai impor sebesar 9,6%. Peningkatan nilai impor ditopang oleh peningkatan impor non migas dari USD 11 miliar menjadi USD 12,7 miliar, sementara impor migas menurun sebesar USD 0,3 miliar atau 7,7%. Penurunan ekspor dari USD 15,02 miliar menjadi USD 14,7 miliar turut menyumbang penurunan neraca perdagangan pada April 2013.
Dibandingkan dengan April 2012, neraca perdagangan Indonesia memburuk pada April 2013. Defisit neraca perdagangan meningkat dari USD 0,8 miliar menjadi USD 1,6 miliar. Memburuknya kinerja neraca perdagangan disebabkan oleh penurunan ekspor sebesar 9,1% yang ditopang oleh penurunan ekspor migas sebesar 32,9% dan ekspor non migas sebesar 2,4%.
Secara keseluruhan kinerja neraca perdagangan pada periode Januari – April 2013 mengalami penurunan dibandingkan periode Januari – April 2012. Neraca perdagangan yang semula surplus USD 2 miliarpada Januari – April 2012 turun menjadi defisit USD 1,9 miliar pada Januari – April 2013. Penurunan neraca perdagangan masih disebabkan oleh menurunnya nilai ekspor dari USD 64,7 miliar pada Januari – April 2012 menjadi USD 60,1 miliar pada periode yang sama tahun 2013. Penurunan nilai ekspor ini menunjukkan bahwa rendahnya daya saing internasional dan pelemahan perekonomian global masih memukul ekspor Indonesia.
Gambar 14: Neraca Perdagangan Migas Indonesia, Januari 2008 – April 2013
Defisit neraca perdagangan migas masih terus berlangsung.
Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC (2013)
Kinerja neraca perdagangan migas pada April 2013 terus mengalami penurunan. Defisit neraca perdagangan migas meningkat dari USD 1 miliar pada Maret 2013, menjadi USD 1,2 miliar pada April 2013. Peningkatan defisit neraca perdagangan migas disebabkan oleh penurunan nilai ekspor migas dari USD 2,9 miliar pada Maret 2013 menjadi USD 2,4 miliar pada April 2013. Penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor minyak mentah sebesar 21,9%, ekspor hasil minyak sebesar 20,47%, dan ekspor gas sebesar 15,9%. Sementara itu, neraca perdagangan migas pada April 2013 juga dinilai memburuk jika dibandingkan dengan kondisinya pada periode yang sama tahun sebelumnya. Defisit neraca perdagangan migas meningkat dari USD 0,5 miliar pada April 2012 menjadi USD 1,2 miliar pada April 2013.
Sementara itu, penurunan juga terjadi pada harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia yang menurun dari USD 107,42 per barel pada Maret 2013 menjadi USD 104,19 per barel pada April 2013. Rata-rata harga minyak mentah utama di pasar internasional pada April 2013 juga mengalami penurunan, seperti WTI (Nymex) yang turun dari USD 92,96 per barel menjadi USD 92,07 per barel atau Brent (ICE) yang turun dari USD 109,54 per barel menjadi USD 103,43 per barel dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan harga minyak dunia ini sebagai dampak dari kenaikan pasokan minyak mentah dunia. Produksi minyak dunia meningkat dari 90,83 juta barel per hari pada Maret 2013 menjadi 91,26 juta barel per hari pada April 2013. Bagi Indonesia, meskipun masih dibawah target produksi minyak yaitu 900.000 barel per hari, namun produksi minyak rata-rata meningkat menjadi 890.000 barel per hari pada kuartal I 2013.
Secara keseluruhan, terjadi peningkatan defisit neraca perdagangan migas dari USD 1,1 miliar pada periode Januari-April 2012 menjadi USD 4,6 miliar pada periode Januari-April 2013. Peningkatan defisit neraca perdagangan migas ini ditopang oleh meningkatnya impor migas sebesar 3,2% dan menurunnya ekspor migas sebesar 22,2%.
Gambar 15: Neraca Perdagangan Non-Migas Indonesia, Januari 2008 – April 2013
Kinerja neraca perdagangan non migas kembali memburuk
Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC (2013)
Neraca perdagangan non migas tercatat defisit USD 0,41 miliar pada April 2013, memburuk setelah sebelumnya surplus USD 1,1 miliar pada Maret 2013. Penurunan neraca perdagangan non migas ini ditopang oleh meningkatnya impor non migas sebesar 15,8%, meskipun pada bulan yang sama ekspor non migas juga meningkat sebesar 1,7% .
Jika dibandingkan dengan neraca perdagangan non migas pada April tahun sebelumnya, maka defisit neraca perdagangan non migas meningkat dari USD 0,2 miliar pada April 2012 menjadi USD 0,4 miliar pada April 2013. Memburuknya kinerja neraca perdagangan non migas tersebut disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor sebesar 2,4% dalam kurun waktu April 2012 hingga April 2013.
Secara keseluruhan, kinerja neraca perdagangan non migas pada April 2013 mengalami penurunan dibandingkan kinerja neraca perdagangan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Januari-April 2013, neraca perdagangan non migas tercatat surplus USD 2,7 miliar, menurun dari neraca perdagangan non migas pada Januari-April 2012 yaitu surplus USD 3,1 miliar. Penurunan surplus tersebut didukung oleh penurunan ekspor non migas sebesar 3% dibandingkan nilai ekspor pada Januari-April 2012.
Selama Januari – April 2013, ekspor dari 10 golongan barang yang terdiri dari bahan bakar minyak; lemak dan minyak nabati; mesin/peralayan listrik; karet dan barang dari karet; mesin-mesin/ pesawat mekanik; bijih, kerak dan abu logam; kendaraan dan bagiannya; pakaian jadi bukan rajutan; alas kaki; dan kayu, barang dari kayu memberikan kontribusi sebesar 62,10% terhadap total ekspor non migas.
Gambar 16: Transaksi Berjalan Indonesia, 2006:Q1 – 2013:Q1
Defisit transaksi berjalan kembali menurun
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2013)
Pada kuartal I 2013 terjadi penurunan defisit transaksi berjalan sebesar 31% dari kuartal sebelumnya. Defisit transaksi berjalan Indonesia tercatat USD 5,3 miliar pada kuartal I-2013, turun dibandingkan defisit transaksi berjalan pada kuartal IV 2012 yaitu USD 7,6 miliar. Menurunnya defisit transaksi berjalan ini disebabkan oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan barang dari USD 0,8 miliar pada kuartal IV 2012 menjadi USD 1,6 miliar pada kuartal I 2013. Penurunan defisit neraca perdagangan jasa dan defisit neraca pendapatan menopang perbaikan kinerja transaksi berjalan.
Jika dibandingkan dengan kuartal I 2012, maka kinerja transaksi berjalan dinilai memburuk pada kuartal 1 2013. Defisit transaksi berjalan meningkat dari USD 3,1 miliar pada kuartal I-2012 menjadi USD 5,3 miliar pada kuartal I-2013. Meningkatnya defisit transaksi berjalan pada kuartal I-2013 ditopang oleh penurunan surplus neraca perdagangan barang sebesar 57% (YoY) dan meningkatnya defisit neraca perdagangan jasa sebesar 11,5% (YoY).
Gambar 17: Transaksi Modal dan Finansial, 2006:Q1 – 2013:Q1
Transaksi Modal dan Finansial yang semula surplus menurun drastis menjadi deficit
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2013)
Kinerja transaksi modal dan finansial dinilai memburuk pada kuartal I 2013. Transaksi modal dan finansial tercatat turun tajam menjadi defisit USD 1,4 miliar pada kuartal I 2013 setelah sebelumnya mengalami surplus USD 11,9 miliar pada kuartal IV 2012. Penyebab memburuknya kinerja transaksi modal dan finansial disebabkan oleh menurunnya kinerja investasi lainnya dari surplus USD 7,2 miliar pada kuartal IV 2012 menjadi defisit USD 7,7 miliar sebagai dampak dari kenaikan simpanan perbankan domestik di luar negeri.
Meningkatnya aset valas perbankan di luar negeri merupakan respon dari kebijakan BIyang mengambil alih penyediaan sebagian besar kebutuhan valuta asing (valas) untuk pembayaran impor minyak. Oleh karena itu, BImelakukan intervensi mengurangi permintaan valas di pasar sehingga akan mengurangi tekanan pada Rupiah dan memungkinkan BImemasok valas ke Pertamina dengan kurs tertentu agar stabilitas rupiah tetap terjaga. Kebijakan BIini membuat perbankan memiliki kelebihan likuiditas valas dan menempatkan likuiditas valasnya ke luar negeri.
Kinerja transaksi modal dan finansial pada kuartal I 2012 dinilai lebih baik daripada kuartal I 2013. Pada kuartal I 2012 transaksi modal dan finansial tercatat surplus USD 2,1 miliar. Penyebab utama memburuknya kinerja transaksi modal dan finansial pada kuartal I 2013 dibandingkan tahun sebelumnya adalah meningkatnya defisit investasi lainnya dari USD 2 miliar pada kuartal I 2012 menjadi defisit USD 7,7 miliar pada kuartal I 2013.
Gambar 18: Neraca Pembayaran Indonesia, 2006:Q1 – 2013:Q1
Neraca pembayaran yang surplus mulai defisit lagi
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2013)
Kinerja neraca pembayaran Indonesia tercatat mengalami defisit USD 6,6 miliar pada kuartal I 2013 setelah sebelumnya surplus USD 3,2 pada kuartal IV 2012. Memburuknya kinerja neraca pembayaran pada kuartal I 2013 disebabkan oleh memburuknya kinerja transaksi modal dan finansial yaitu defisit USD 1,4 miliar setelah pada kuartal sebelumnya mengalami surplus USD 11,8 miliar.
Dibandingkan dengan kuartal I 2012, kinerja neraca pembayaran pada kuartal I 2013 dinilai memburuk. Defisit neraca pembayaran meningkat dari USD 1 miliar pada kuartal I 2012 menjadi defisit USD 6,6 miliar pada kuartal I 2013. Memburuknya kinerja neraca pembayaran pada kuartal I 2013 disebabkan oleh memburuknya kinerja transaksi berjalan dari defisit USD 3,1 miliar pada kuartal I 2012 menjadi defisit USD 5,3 miliar pada kuartal I 2013, serta memburuknya kinerja transaksi modal dan finansial dari surplus USD 2,1 miliar menjadi defisit USD 1,4 miliar pada kuartal I 2013.