Setelah surplus selama tiga bulan berturut-turut (Oktober – Desember 2013), pada Januari 2014 neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit. Sepanjang tahun 2013, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD 4,06 miliar. Angka tersebut menunjukkan secara tahunan kinerja neraca perdagangan Indonesia juga memburuk. Pada tahun 2012, defisit neraca perdagangan Indonesia hanya sebesar USD 1,66 miliar. Membesarnya defisit neraca perdagangan Indonesia pada tahun 2013 dikarenakan kenaikan surplus neraca perdagangan non-migas tidak mampu mengimbangi kenaikan defisit neraca perdagangan migas. Secara month-to-month, besaran nilai neraca perdagangan Indonesia turun sebesar 128% dari surplus USD 1,53 miliar di bulan Desember 2013 menjadi defisit USD 0,43 miliar pada Januari 2014. Kondisi ini terjadi terutama disebabkan karena penurunan ekspor Indonesia yang lebih besar daripada penurunan impornya yakni 14% berbanding 3%.
Gambar 3: Neraca Perdagangan Indonesia, Januari 2012 – Januari 2014 (USD miliar)
Neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit di awal tahun
Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC (2014)
Neraca perdagangan migas sepanjang tahun 2013 memburuk. Neraca perdagangan migas yang defisit USD 5,6 miliar pada tahun 2012, naik menjadi defisit USD 12,6 miliar pada tahun 2013. Memburuknya neraca perdagangan migas pada tahun 2013 disebabkan karena jumlah ekspor migas yang lebih kecil dan impor migas yang lebih besar dibanding tahun 2012. Sementara itu, pada Desember 2013, defisit perdagangan migas sebesar USD 0,82 miliar dan meningkat tipis menjadi USD 1,06 miliar pada Januari 2014. Kenaikan defisit dikarenakan ekspor migas turun sebesar USD 0,9 miliar sedangkan impor migas turun lebih kecil sebesar USD 0,7 miliar.
Ekspor migas pada Januari 2014 menurun. Secara month-to-month, ekspor migas turun dari USD 3,41 miliar pada Desember 2013 menjadi USD 2,5 miliar pada Januari 2014. Perubahan terbesar terjadi pada ekspor minyak mentah yang menurun sebanyak 42,1%. Kemudian diikuti dengan ekspor hasil minyak dan gas yang masing-masing turun sebesar 23,28% dan 16,66%. Secara keseluruhan ekspor migas turun 26,7% pada Januari 2014. Pada Desember 2013, impor migas Indonesia tercatat sebesar USD 4,22 miliar. Namun nilainya menurun pada Januari 2014 menjadi USD 3,56 miliar (nilai impor turun 15,7% antara Desember 2013 dan Januari 2014).
Gambar 4: Neraca Perdagangan Migas Indonesia, Januari 2012 – Januari 2014 (USD miliar)
Neraca perdagangan migas tetap mengalami defisit
Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC (2014)
Secara kumulatif, kinerja neraca perdagangan non-migas tahun 2013 lebih baik daripada 2012. Pada tahun 2013, surplus perdagangan non-migas sebesar USD 8,57 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi surplus pada tahun 2012 yang hanya sebesar USD 3,93 miliar, angka tersebut meningkat pesat sebesar 118,9%. Kenaikan surplus perdagangan non-migas terutama ditopang oleh penurunan impor non-migas sebesar 5,21% atau secara absolut sebesar USD 7,78 miliar. Adapun dari sisi ekspor, pada tahun 2013 ekspor non-migas Indonesia turun sebesar 3,12 miliar USD dari tahun 2012.
Gambar 5: Neraca Perdagangan Non-Migas Indonesia, Januari 2012 – Januari 2014 (USD miliar)
Surplus neraca perdagangan non-migas menurun pada Januari 2014
Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC (2014)
Seiring dengan neraca perdagangan migas, kinerja neraca perdagangan non-migas juga memburuk. Pada kuartal IV-2013, kinerja neraca perdagangan non-migas sempat menunjukkan tren positif. Namun seiring dengan menurunnya ekspor non-migas dan naiknya impor non-migas, surplus perdagangan non-migas turun sebesar 73,1% pada Januari 2014. Semula suplus perdagangan non-migas Desember 2013 adalah sebesar USD 2,34 miliar. Kemudian jumlah tersebut turun menjadi USD 0,63 miliar pada bulan berikutnya.
Penurunan ekspor non-migas dipicu oleh penurunan ekspor komoditas mineral. Ekspor non-migas turun 11,6% dari USD 13,58 miliar pada Desember 2013 menjadi USD 11,99 pada Januari 2014. Secara month-to-month, Data dari BPS menunjukkan perubahan drastis terjadi pada komoditas bijih, kerak, dan abu logam yang turun sebesar 70,13% dari Desember 2013 ke Januari 2014 setelah sebelumnya naik 40,18% dari November ke Desember 2013. Demikian pula dengan komoditas bahan bakar mineral yang juga kembali menurun sebesar 17,13% pada Januari 2014 setelah sebelumnya pada Desember 2013 hanya turun sebesar 1,27%. Menurut laporan kuartalan Bank Indonesia, penurunan ekspor komoditas mineral secara umum disebabkan oleh pemberlakuan UU Mineral dan Batu Bara pada Januari 2014. Sementara itu, impor non-migas Indonesia naik dari USD 11,24 miliar menjadi USD 11,36 miliar pada Januari 2014 atau tumbuh sebesar 1,13% dari bulan Desember 2013. Kenaikan impor terbesar terjadi pada komoditas mesin dan peralatan listrik yang tumbuh mencapai 24,64% (m-t-m).
Surplus neraca perdagangan barang meningkat drastis pada kuartal IV-2013. Besaran surplus melonjak dari USD 0,2 miliar pada kuartal III-2013 menjadi sebesar USD 4,9 miliar di kuartal berikutnya. Melonjaknya surplus neraca perdagangan barang disebabkan oleh naiknya surplus perdagangan non-migas dan turunnya defisit perdagangan migas. Pada kuartal III-2013 neraca perdagangan non-migas hanya surplus sebesar USD 2,8 miliar sedangkan di kuartal IV-2013 surplus perdagangan non-migas mencapai USD 7 miliar. Adapun defisit perdagangan migas turun sebesar USD 0,5 miliar dari kuartal sebelumnya menjadi defisit USD 2,2 miliar. Kenaikan surplus non-migas terjadi karena dipengaruhi oleh tren melemahnya nilai tukar rupiah sepanjang periode November hingga Desember 2013 sehingga ekspor komoditas non-migas Indonesia naik sebesar USD 4,3 miliar pada kuartal IV-2013. Pemberlakuan UU No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara serta Permen ESDM nomor 7 Tahun 2012 pada Januari 2014 berdampak terhadap ekspansi surplus neraca perdagangan barang. Penurunan defisit migas dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenaikan surplus perdagangan gas dan penurunan defisit perdagangan minyak.
Gambar 6: Neraca Perdagangan dan Pendapatan 2010:Q1-2013:Q4 (USD miliar)
Defisit transaksi berjalan kembali menunjukkan perbaikan
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2014)
Secara year-on-year, transaksi berjalan memperlihatkan perbaikan kinerja. Pada tahun 2012 di kuartal yang sama, transaksi berjalan Indonesia mengalami defisit USD 7,8 miliar. Kuartal IV-2013, defisit transaksi berjalan turun sebesar 48,7% menjadi USD 4 miliar. Kinerja transaksi berjalan Indonesia pada kuartal IV-2013 membaik. Hal ini terlihat dari menurunnya besaran defisit dari USD 8,5 miliar pada kuartal III-2013 menjadi USD 4 miliar di kuartal IV-2013. Perbaikan kinerja terjadi karena surplus neraca perdagangan barang dan transfer berjalan lebih besar daripada defisit neraca perdagangan jasa dan neraca pendapatan.
Kondisi neraca perdagangan jasa, neraca pendapatan, dan transfer berjalan tidak banyak berubah. Pada kuartal IV-2013 neraca perdagangan jasa dan neraca pendapatan tetap defisit yaitu sebesar USD 2,9 dan 7,1 miliar. Dilihat dari tingkat pertumbuhan, defisit neraca perdagangan jasa dan neraca pendapatan naik sebesar 7,6% dan 3% dari kuartal sebelumnya. Sementara transfer berjalan mengalami perbaikan sedikit dari surplus USD 0,9 miliar pada kuartal III-2013 menjadi surplus USD 1,6 miliar atau tumbuh sebesar 19,6%.
Setelah sempat menurun pada kuartal III-2013, transaksi modal dan finansial kembali menunjukkan tren menaik di kuartal IV-2013. Surplus transaksi modal dan finansial naik dari USD 5,6 miliar menjadi USD 9,2 miliar dengan tingkat pertumbuhan quarter-to-quarter sebesar 65,4%. Peningkatan surplus ini dikarenakan terjadinya perubahan drastis pada komponen investasi lainnya yang pada kuartal III-2013 mengalami defisit berubah menjadi surplus pada kuartal berikutnya. Adapun investasi langsung dan portofolio mengalami penurunan meskipun tetap mengalami surplus.
Nilai investasi langsung dan portofolio menurun pada kuartal-IV 2013. Penurunan terbesar terjadi pada investasi langsung, dari USD 5,7 miliar di kuartal III-2013 menjadi USD 1,6 miliar pada kuartal IV-2013. Sedangkan investasi portofolio hanya turun sedikit dari USD 1,9 miliar menjadi USD 1,8 miliar. Secara persentase nilai investasi langsung dan portofolio turun sebesar 71,9% dan 9,6% pada periode tersebut. Penurunan nilai investasi langsung dikarenakan defisit direct investment abroad naik menjadi USD 2,5 miliar pada kuartal IV-2013, kuartal sebelumnya hanya defisit sebesar USD 87 juta. Selain itu surplus foreign direct investment di Indonesia juga menurun sebesar USD 1,7 miliar dari kuartal sebelumnya.
Nilai investasi lainnya meningkat pesat di kuartal IV-2013. Pada kuartal III-2013 nilai investasi lainnya mengalami defisit USD 2 miliar. Kemudian nilainya melonjak menjadi surplus USD 5,9 miliar di kuartal berikutnya. Peningkatan pesat surplus investasi lainnya berdasarkan data dari Bank Indonesia disebabkan oleh penarikan simpanan bank di luar negeri dari sisi aset serta terjadinya surplus neto pada kewajiban sektor swasta.
Dibandingkan dengan kuartal-IV tahun 2012, kinerja transaksi modal dan finansial mengalami penurunan. Hal ini ditunjukkan nilai surplus yang lebih tinggi pada kuartal IV-2012 yaitu sebesar USD 12 miliar daripada kuartal IV-2013 yang hanya sebesar USD 9,2 miliar. Secara year-on-year, surplus transaksi modal dan finansial turun sebesar 23,1%.
Gambar 20: Neraca Transaksi Modal dan Finansial, 2010:Q1-2013:Q4 (USD miliar)
Surplus transaksi modal dan finansial meningkat
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2014)
Kinerja neraca pembayaran pada kuartal IV-2013 membaik kembali. Hal ini ditunjukkan dengan posisi neraca pembayaran yang mengalami surplus USD 4,4 miliar pada kuartal IV-2013. Sebaliknya pada kuartal III-2013, neraca pembayaran Indonesia defisit USD 2,6 miliar. Perbaikan neraca pembayaran terjadi karena surplus transaksi modal dan finansial membesar sementara defisit transaksi berjalan mengecil.
Dibandingkan dengan kuartal IV-2012, Kinerja neraca pembayaran sedikit lebih baik. Pada kuartal IV-2012 neraca pembayaran mengalami surplus sebesar USD 3,2 miliar. Kemudian pada tahun 2013 kuartal yang sama, surplus neraca pembayaran meningkat menjadi USD 4,4 miliar. Secara year-on-year, surplus neraca pembayaran tumbuh sebesar 36,8%.
Gambar 21: Neraca Pembayaran 2010:Q1 -2013:Q4 (USD miliar)
Neraca pembayaran surplus pada kuartal IV-2013
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2014)