Home » Tak Berkategori » Perkembangan Internasional 2014:II

Perkembangan Internasional 2014:II

Secara month-to-month, neraca perdagangan Indonesia berubah dari surplus USD 0,67 miliar  di Maret 2014 menjadi defisit USD 1,96 miliar pada April 2014. Penurunan tersebut disebabkan oleh kombinasi jatuhnya ekspor sebesar USD 0,9 miliar dan kenaikan impor sebesar USD 1,73 miliar dari bulan sebelumnya. Nilai ekspor total menurun dikarenakan baik ekspor migas maupun nonmigas mengalami kontraksi. Sementara nilai impor total berekspansi terutama karena didorong oleh kenaikan impor pada komoditas nonmigas. Adapun secara akumulatif dari bulan Januari sampai dengan April 2014 neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebanyak USD 0,89 miliar. Namun demikian, defisit saat ini lebih kecil dibandingkan defisit pada bulan Januari-April 2013 yang mencapai USD 1,94 miliar.

Gambar 3:  Neraca Perdagangan Indonesia,  April 2012-April 2014 (USD miliar)
Kinerja neraca perdagangan Indonesia memburuk
 
Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC (2014)

Bila dilihat secara keseluruhan dari Januari sampai April 2014, kinerja neraca perdagangan migas masih mengalami defisit. Defisit neraca perdagangan migas pada Januari-April 2014 adalah sebesar USD 4,2 miliar atau lebih kecil sebesar USD 0,3 miliar dari bulan Januari-April 2013. Penurunan defisit ini merupakan akumulasi impor Januari-April 2014 yang lebih kecil sebesar USD 0,4 miliar. Meski masih defisit, namun terdapat sedikit perbaikan pada neraca perdagangan migas. Defisit neraca perdagangan migas tercatat sebesar USD 1,06 miliar pada April 2014. Jumlah tersebut lebih kecil sebesar USD 0,29 miliar dibanding defisit pada bulan Maret 2014. Secara persentase defisit turun sebanyak 21,6%. Perbaikan ini ditopang oleh penurunan nilai impor migas sebesar USD 0,3 miliar. Secara month-to-month, penurunan impor migas pada April 2014 disebabkan oleh menurunnya impor minyak mentah dan hasil minyak Indonesia. Impor minyak mentah turun sebesar 24,78% dari USD 1,42 miliar menjadi USD 1,07 miliar. Sedangkan impor hasil minyak hanya turun sekitar 0,5% dari sebelumnya sebesar USD 2,36 miliar. Namun demikian penurunan impor kedua komoditas tersebut tidak diikuti oleh impor gas yang justru naik sebesar 29,63%.

Gambar 4: Neraca Perdagangan Migas  Indonesia,  April  2012 – April  2014 (USD miliar)
Defisit neraca perdagangan migas Indonesia berkurang tipis
 
Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC (2014)

Setelah sempat mengalami periode panjang surplus dari bulan Juli 2013, neraca perdagangan nonmigas Indonesia kembali defisit di bulan April 2014. Penurunan kinerja ini berbanding terbalik dengan kondisi pada kuartal I-2014 yang menunjukkan tren positif pada kinerja neraca perdagangan nonmigas. Sejak Januari hingga April 2014, neraca perdagangan memiliki surplus mencapai USD 4,2 miliar, tetapi pada bulan Juni berbalik menjadi defisit sebesar USD 0,9 miliar. Namun apabila melihat pada perubahan month-to-month, nilai surplus perdagangan nonmigas turun sebanyak 144,58 %. Hal ini karena ekspor nonmigas pada bulan April yang turun sebesar USD 0,89 miliar, sedangkan impor nonmigas naik sebesar USD 2,03 miliar dibandingkan pada bulan Maret.

Kontraksi pada ekspor nonmigas dipicu oleh penurunan pada ekspor komoditas lemak dan minyak hewan/nabati. Ekspor komoditas ini turun secara month-to-month sebesar 45,02% di bulan April 2014, kemudian berturut-turut diikuti oleh perhiasan/permata (23,15%), kendaraan dan bagiannya (23,15%), bahan bakar mineral  (9,78%) serta mesin/ peralatan listrik (3,75%). Adapun berdasarkan negara tujuan ekspor, maka yang mengalami penurunan adalah ekspor Indonesia ke India (23,93%), Tiongkok (16,47%), Thailand (17,70%), dan Malaysia (10,15%). Ekspansi impor nonmigas secara keseluruhan terutama didorong oleh komoditas mesin dan peralatan mekanik serta komoditas mesin dan peralatan listrik. Keduanya masing-masing secara berurutan mengalami peningkatan impor sebesar USD 0,36 miliar dan USD 0,27 miliar. Adapun dari sisi ekspor, komoditas yang paling besar kenaikannya adalah alas kaki yaitu sebesar 29,49%.

Gambar 5: Neraca Perdagangan Non-Migas Indonesia,  April 2012-April 2014 (USD miliar)
Neraca perdagangan nonmigas Indonesia kembali defisit
 
Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC (2014)

Dibandingkan dengan kuartal I-2013, defisit neraca transaksi berjalan saat ini masih sedikit lebih baik. Pada kuartal I-2014, neraca transaksi berjalan tercatat defisit sebesar USD 4,19 miliar. Sedangkan di kuartal I-2013, nilai defisit lebih besar yaitu mencapai USD 6,01 miliar. Demikian pula secara quarter-to-quarter, kinerja neraca transaksi berjalan Indonesia juga mengalami sedikit perbaikan. Nilai defisit turun tipis sekitar USD 0,12 miliar dari sebelumnya sebesar USD 4,31 miliar. Perbaikan kinerja tersebut terutama disebabkan oleh berkontraksinya defisit neraca pendapatan dan perdagangan jasa.

Gambar 9: Neraca Transaksi Berjalan Indonesia  2011:Q1-2014:Q1 (USD miliar)
Defisit  neraca transaksi  berjalan  mengalami perbaikan  tipis
 
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2014)

Nilai defisit neraca pendapatan dan perdagangan jasa pada kuartal I-2014 berkurang. Pada kuartal IV-2013, kedua neraca secara berurutan memiliki defisit sebesar USD 6,98 miliar dan USD 3,11 miliar. Kemudian pada kuartal berikutnya, defisit masing-masing neraca turun menjadi USD 6,49 miliar dan USD 2,21 miliar. Penurunan nilai defisit neraca pendapatan disebabkan oleh pembayaran bunga pinjaman luar negeri pemerintah dan swasta yang lebih rendah serta menurunnya keuntungan perusahaan PMA yang dimiliki oleh investor asing. Adapun penurunan nilai defisit neraca perdagangan jasa ditopang oleh defisit sektor transportasi yang turun sebesar USD 0,23 miliar dan ekspansi surplus sebesar USD 0,4 miliar pada sektor perjalanan.
Surplus neraca perdagangan barang dan neraca transfer berjalan mengalami penurunan di kuartal I-2014. Dibanding kuartal sebelumnya, nilai surplus masing-masing neraca secara berurutan turun sebesar 25,52% dan 4,96% menjadi USD 3,55 miliar dan USD 0,97 miliar. Surplus neraca perdagangan barang mengalami penurunan karena ekspor nonmigas pada kuartal ini turun sebesar USD 3,06 miliar. Selain itu penurunan surplus juga dikarenakan defisit perdagangan minyak Indonesia yang meningkat. Sedangkan surplus neraca transfer berjalan turun tipis yang disebabkan oleh penurunan penerimaan pemerintah dan pengiriman uang dari tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Surplus neraca transaksi modal dan finansial menurun di kuartal I-2014. Surplus neraca transaksi modal dan finansial turun dari USD 8,85 miliar di kuartal IV-2013 menjadi USD 7,83 miliar di kuartal I-2014. Penurunan surplus ini dikarenakan transaksi investasi lainnya yang mengalami defisit. Setelah sempat surplus sebesar USD 6,52 miliar pada kuartal IV-2013, nilai investasi lainnya berbalik menjadi defisit USD 4,14 miliar. Kondisi ini disebabkan karena baik dari sisi aset maupun kewajiban, nilai transaksi investasi lainnya tercatat defisit. Pada sisi aset besar defisit mencapai USD 3,36 miliar dan di sisi kewajiban defisit transaksi berjalan adalah sebesar USD 0,77 miliar. Meskipun demikian, kinerja transaksi modal dan finansial saat ini jauh lebih baik bila dilihat secara year-on-year. Pada kuartal I-2013, neraca transaksi modal dan finansial mengalami defisit sebesar USD 0,55 miliar.
Terjadi ekspansi yang besar pada transaksi investasi langsung dan portofolio di kuartal I-2014.  Kenaikan terbesar secara absolut terjadi pada surplus transaksi investasi portofolio, dari USD 1,79 miliar di kuartal IV-2013 menjadi USD 8,97 miliar pada kuartal I-2014. Perbaikan kinerja transaksi investasi portofolio disebabkan adanya peningkatan arus modal asing yang masuk ke Indonesia dalam bentuk pembelian berbagai macam instrumen surat berharga domestik yang diterbitkan oleh sektor publik maupun swasta. Sejalan dengan hal tersebut, arus modal asing dalam bentuk PMA juga meningkat menjadi USD 4,53 miliar sehingga mendorong surplus transaksi investasi langsung naik dari USD 0,53 miliar menjadi USD 2,99 miliar.

Gambar 10: Neraca Transaksi Modal dan Finansial, 2011:Q1-2014:Q1 (USD miliar)
Surplus transaksi modal dan finansial menurun
 
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2014)

Tren perbaikan kinerja neraca pembayaran terhenti pada kuartal I-2014. Hal ini ditunjukkan oleh surplus neraca pembayaran yang lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya. Pada kuartal IV-2013, neraca pembayaran surplus sebesar USD 4,41 miliar. Namun kini turun menjadi hanya setengahnya yaitu sebesar  USD 2,07 miliar pada kuartal I-2014. Sehingga secara persentase terdapat penurunan surplus sekitar 53,17% quarter-to-quarter. Penurunan surplus neraca pembayaran ini dipicu oleh penurunan surplus neraca transaksi modal dan finansial yang tidak mampu diimbangi oleh perbaikan kinerja neraca transaksi berjalan. Namun apabila dibandingkan dengan kuartal I-2013, neraca pembayaran memperlihatkan kondisi yang lebih baik. Pada kuartal I-2013 neraca pembayaran mengalami defisit sebesar USD 6,61 miliar. Kemudian pada tahun 2014 kuartal yang sama, kondisi neraca pembayaran berubah menjadi surplus. Sehingga secara year-on-year,  neraca pembayaran naik sebesar USD 8,68 miliar.

Gambar 11: Neraca Pembayaran 2011:Q1 -2014:Q1 (USD miliar)
Tren kenaikan  surplus  neraca pembayaran terhenti pada kuartal I-2014
 
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2014)


Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.