Home » Id » Perkembangan Terkini (Page 5)

Category Archives: Perkembangan Terkini

Senja Kala Industri Batu Bara Indonesia

Indonesia terpukul dengan anjloknya harga batu bara di pasar global. Setelah mencapai puncaknya pada tahun 2011, harga acuan batu bara Indonesia turun dari USD 127,05 per ton ke USD 54,43 per ton. Kinerja industri batu bara Indonesia menjadi terganggu. Bagaimana mungkin?

Indonesia merupakan produsen batu bara terbesar kelima di Dunia setelah Tiongkok, AS, India, dan Australia. Terhadap PDB, kontribusi sektor pertambangan batu bara dan lignit sebesar 1,93 persen pada kuartal III-2015. Penurunan harga membuat laju pertumbuhan sektor ini terus melambat bahkan tumbuh negatif saat ini yakni -2,22 persen year on year (y-o-y), dibandingkan dengan pertumbuhan yoy kuartal IV-2011 yang sangat fantastis 33,73 persen. read more

Renminbi sebagai Special Drawing Rights

Pada akhir November 2015, Dewan Eksekutif IMF memutuskan mata uang renminbi (RMB) disertakan sebagai mata uang Special Drawing Rights (SDR). Renminbi akan menjadi bagian dari SDR bersama-sama dengan dolar AS, euro, yen dan pound sterling. Kebijakan ini akan berlaku secara efektif per 1 Oktober 2016. Dengan masuknya renminbi menjadi bagian dalam SDR, Dewan Eksekutif IMF kembali melakukan review terhadap SDR untuk menentukan berapa bobot tiap-tiap mata uang. Bobot dolar AS, euro, yen, pound sterling, dan renminbi secara berurutan adalah 41,7 persen, 30,9 persen, 8,4 persen, 8,1 persen, dan 10,9 persen. read more

Perginya Dana-Dana Asing

Keluarnya dana-dana asing dari Indonesia dalam bentuk investasi portofolio merupakan faktor utama naiknya defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di kuartal III-2015. Defisit merangkak naik dari kuartal sebelumnya sebesar USD 2,92 Miliar menjadi USD 4,57 miliar, terbesar sejak tahun 2013. Investor asing banyak melakukan penjualan atas surat utang pemerintah berjangka pendek berupa Surat Perbendaharaan Negara (SPN). Demikian pula dengan instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang mencatatkan net jual asing sebesar USD 0,19 miliar. Selain itu investor asing juga lebih banyak melepas kepemilikannya atas saham-saham perusahaan domestik. Hal ini terlihat pula dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung menurun selama kuartal III-2015. Perlambatan ekonomi global dan antisipasi investor asing terhadap kenaikan Federal Fund Rate (FFR) menjadi penyebabnya. read more