Perginya Dana-Dana Asing
Keluarnya dana-dana asing dari Indonesia dalam bentuk investasi portofolio merupakan faktor utama naiknya defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di kuartal III-2015. Defisit merangkak naik dari kuartal sebelumnya sebesar USD 2,92 Miliar menjadi USD 4,57 miliar, terbesar sejak tahun 2013. Investor asing banyak melakukan penjualan atas surat utang pemerintah berjangka pendek berupa Surat Perbendaharaan Negara (SPN). Demikian pula dengan instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang mencatatkan net jual asing sebesar USD 0,19 miliar. Selain itu investor asing juga lebih banyak melepas kepemilikannya atas saham-saham perusahaan domestik. Hal ini terlihat pula dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung menurun selama kuartal III-2015. Perlambatan ekonomi global dan antisipasi investor asing terhadap kenaikan Federal Fund Rate (FFR) menjadi penyebabnya.
Semua Mata ke Fed
Bulan September ini adalah bulan penentuan. Tepatnya pada tanggal 16-17. Karena pada tanggal itu FOMC mengadakan pertemuan, yang diduga akan memutuskan kenaikan Fed Fund Rate (FFR) kali pertama sejak 7 tahun terakhir (berdasarkan Overview of FOMC participants). Persoalannya adalah, ketidakpastian meningkat akibat dari perlambatan ekonomi Tiongkok—yang kemudian membuat BoC menurunkan bunga, mendevaluasi Yuan, dan semakin menekan harga komoditas. Tak urung, Bank Dunia dan IMF meminta Fed mempertimbangkan kembali rencana kenaikan ini karena dikhawatirkan membuat emerging economies kelimpungan dan pertumbuhan ekonomi US dan global menurun.
Lagi-lagi Sapi
Setelah bawang merah, kini daging sapi yang mengalami kenaikan. Pada saat sebelum puasa, harga daging sapi ada di kisaran Rp90-100 ribu per kilogram. Kemudian meningkat ke Rp110-120 ribu pada saat puasa. Masih terbilang normal, apalagi Rp melemah terhadap USD. Namun, pasca puasa, harga daging khususnya di Jabodetabek, naik hingga Rp140.000 per kilogram. Pedagang yang biasanya ditunjuk sebagai biang kenaikan harga, melakukan mogok berjualan. Alasannya, harga daging kelewat tinggi, sehingga konsumen tidak banyak beli dan mereka merugi.