Home » Tak Berkategori (Page 46)

Category Archives: Tak Berkategori

Perkembangan Keuangan Pemerintah dan Fiskal 2014:III

1. Keuangan Pemerintah masih terus tergerus subsidi
Laporan terbaru realisasi anggaran Kementerian Keuangan menunjukkan, sepanjang kuartal II Januari-Juni 2014, realisasi penyaluran subsidi BBM mencapai IDR 100,7 triliun (43,9% dari pagu anggaran APBNP 2014), melonjak tajam dibanding realisasi periode kuartal I-2014 yang hanya IDR 20,0 triliun. Selain itu pemerintah dan DPR menyepakati bahwa volume kuota BBM bersubsidi dikurangi dari 48 juta kiloliter (kl) menjadi 46 juta kl. Risiko yang harus diterima pemerintah adalah ruang fiskal untuk program pembangunan lainnya menipis. Apabila tidak ada perubahan dalam skema subsidi BBM, maka dikhawatirkan anggaran BBM bersubsidi tidak akan bisa memenuhi kebutuhan BBM sampai akhir tahun.
Penurunan pertumbuhan ekonomi mempengaruhi penerimaan pajak. Pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun pada kuartal II-2014 sebesar 5,12% (y-o-y), lebih rendah dari asumsi APBNP 2014 sebesar 5,5%, sehingga berdampak pada turunnya penerimaan pajak. read more

Perkembangan Moneter 2014:III

Gambar 3: Pergerakan IHSG dan Indeks Imbal Hasil SUN Tenor 10 Tahun, Agustus 2011 – Agustus 2014 (%)
IHSG tumbuh moderat, yield SUN kembali naik

Sumber: IDX, CEIC, dan Bloomberg (2014)

Pada penutupan 29 Agustus 2014, pasar saham Indonesia (IHSG) masih menunjukkan tren positif meski melandai. Meski naik tipis (0,94%) dari bulan sebelumnya, IHSG berada pada level 5.136 pada Agustus 2014. Selain itu, IHSG memulai babak baru dengan benchmark level harga di atas 5.000 poin. Bahkan, pada 21 Juli 2014 IHSG ditutup pada level 5.206, level tertinggi IHSG, bertepatan dengan pengumuman hasil pemilu presiden 2014. Meski begitu, pada akhir Juni 2014 IHSG sempat ditutup melemah -0.31% dibanding bulan sebelumnya. Selain dikarenakan likuiditas ketat, kondisi tersebut dapat menjadi indikasi dampak strategi “wait and see“ investor yang masih berlanjut. Diharapkan, hal ini akan segera berakhir seiring dengan proses pemilu yang relatif aman dan optimisme pasar menyambut pemerintahan baru. Sementara itu, pada kuartal II-2014 investor asing membukukan pembelian neto sebesar IDR 19,5 triliun, meski angka tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan pembelian neto investor asing kuartal I-2014 yang tercatat IDR 24,62 triliun. Lebih lanjut, indeks syariah menyumbang 60% dari kinerja tingkat kapitalisasi total IHSG yang sebesar IDR 5.200 triliun triliun (y-t-d) pada 27 Agustus 2014.
Di sisi lain, pasar obligasi mencatat terjadi kenaikan imbal hasil obligasi (yield) SUN pada akhir Agustus 2014. Yield SUN naik sebesar 11 bps menjadi 8,28% dibanding bulan sebelumnya. Pada akhir Juli 2014, yield SUN tercatat di level 8,16% sedangkan pada akhir Juni tercatat di level 8,35%. Fluktuasi tersebut terjadi karena investor masih meraba-raba kondisi perekonomian kedepannya terkait pemilu presiden, meski tingkat harga dapat terkendali dengan baik. Sementara itu, pembelian neto investor asing pada SBN tercatat IDR 42,68 triliun pada kuartal II-2014 yang meningkat dari kuartal I-2014 dengan nilai IDR 37,08 triliun. read more

Perkembangan Internasional 2014:III

Gambar 13: Neraca Pembayaran Indonesia 2011:Q2-2014:Q2 (USD Miliar)
Kinerja neraca pembayaran Indonesia membaik

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2014)

Neraca pembayaran Indonesia pada kuartal II-2014 mengalami perbaikan. Surplus neraca pembayaran tumbuh sebesar 107,95% dari kuartal sebelumnya menjadi USD 4,3 miliar. Adapun secara year-on-year, kondisi neraca pembayaran saat ini jauh lebih baik dibanding kondisi di kuartal II-2013 yang tercatat defisit sebesar USD 2,48 miliar. Pada kuartal ini, kenaikan nilai surplus disebabkan oleh peningkatan surplus neraca transaksi modal dan finansial yang melebihi peningkatan defisit pada neraca transaksi berjalan. Surplus neraca transaksi modal dan finansial meningkat USD 1,9 miliar, lebih besar dibandingkan dengan kenaikan defisit neraca transaksi berjalan.
Defisit pada neraca transaksi berjalan membesar di kuartal II-2014. Defisit tersebut naik dari sebesar USD 4,15 miliar di kuartal I-2014 menjadi USD 9,11 miliar. Kenaikan defisit ini disebabkan oleh kinerja neraca perdagangan barang, neraca jasa-jasa, dan neraca pendapatan primer yang memburuk. Dari sisi neraca jasa-jasa, penurunan kinerja terjadi karena didorong oleh meningkatnya penggunaan jasa freight impor dan jasa keuangan asing. Sementara dari sisi neraca pendapatan primer, memburuknya kinerja dipicu oleh meningkatnya kewajiban pembayaran terhadap investasi asing yang ada di Indonesia, baik dalam bentuk investasi langsung maupun portofolio, yakni naik sebesar USD 1,19 miliar.
Surplus neraca transaksi modal dan finansial meningkat pada kuartal II-2014. Secara persentase surplus meningkat sebesar 89,78% dari sebelumnya surplus USD 7,65 miliar di kuartal I-2014,  saat ini mencapai USD 14,51 miliar. Kinerja neraca ini meningkat seiring dengan naiknya arus masuk investasi langsung di Indonesia dan terjadinya surplus pada nilai bersih investasi lainnya. Demikian pula bila dilihat secara y-o-y, surplus neraca transaksi modal dan finansial Indonesia juga bertumbuh lebih dari lima puluh persen yakni sebesar 68,23% (surplus pada kuartal II-2013 adalah USD 8,63 miliar). read more