Home » Tak Berkategori » Fed Rate Kembali Naik

Fed Rate Kembali Naik

Rabu 14 Juni lalu, bank sentral Amerika, Federal Reserves (The Fed) kembali mengumumkan kenaikan suku bunga acuan (fed rate). Fed rate naik menjadi 1,25 persen atau meningkat 0.25 bps. Meningkatnya performa perekonomian AS serta proyeksi The Fed akan pertumbuhan yang stabil mendorong kenaikan ini.

Sekilas Mengenai Perekonomian AS

Melihat data historis, pada kuartal I-2017 ini perekonomian AS tumbuh 2,1 persen. Tingkat pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi sejak 2016. Sebagai acuan apabila dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun 2016 maka capaian pertumbuhan pada kuartal I-2016 lebih tinggi 0,5 pp. Indikator lainnya yang menjadi acuan adalah pengangguran. Data terakhir pada bulan Mei 2017 menunjukkan tingkat pengangguran AS sebesar 4,3 persen. Ini merupakan tingkat pengangguran terendah pasca krisis 2008—bahkan tingkat pengangguran pada Mei 2017 merupakan tingkat pengangguran terendah sejak 2001.

Rasio lainnya bagi The Fed untuk meningkatkan suku bunga acuan adalah mencegah terjadinya overheating. Secara teoritis memanasnya suatu perekonomian dapat dilihat dari kenaikan tingkat inflasi—akibat kenaikan utiliasi faktor produksi. Adapun inflasi AS pada bulan Mei 2017 tercatat sebesar 1,87 persen yoy—lebih tinggi dari rata-rata inflasi AS selama 5 tahun terakhir, yakni sebesar 1,31 persen yoy. Di sisi yang lain, kebijakan Trump untuk menggenjot perekonomian—lewat pencanangan America First— dikhawatirkan akan memicu overheating. Oleh karena itu merupakan respon logis bagi The Fed untuk menaikkan nilai suku bunga acuannya.

Dampak Bagi Perekonomian Dunia

Para pelaku pasar dan pemangku kebijakan telah mengatisipasi kenaikan fed rate selama tahun 2017, sehingga kenaikan fed rate tidak lagi menjadi kejutan (shock). Nilai tukar merupakan acuan yang baik untuk membuktikan pernyataan diatas. Dollar mengalami apresiasi tipis 0,65 persen terhadap euro—fluktuasi ini merupakan fluktuasi yang biasa terjadi pada tranksaksi harian, sehingga bukan merupakan sesuatu yang istimewa. Adapun jika dibandingkan dengan rupiah, dollar terapresiasi sebesar 0,21 persen, sebuah fluktuasi yang wajar dalam pasar keuangan.

Akan tetapi perlu diwaspadai kembalinya dana-dana di pasar berkembang ke AS (capital flight). Sejauh ini memang belum terlihat capital flight yang menjadi momok tersebut, karena persepsi pasar yang sudah menyesuakan ekspektasinya dengan kenaikan suku bunga ini. Akan tetapi negara berkembang harus tetap menjaga stabilitas perekonomiannya, karena persepsi pasar akan cepat berubah jika terjadi penurunan bahkan yang terkecil sekalipun.

 


Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.