Home » Tak Berkategori » Perkembangan Ekonomi Daerah 2015:I

Perkembangan Ekonomi Daerah 2015:I

Pertumbuhan Ekonomi di 33 Provinsi
Pertumbuhan Ekonomi Melambat di Regional

Sumber: BPS (2015)

 

Perlambatan ekonomi dunia tampaknya berimbas pada ekonomi Indonesia. Harga komoditas-komoditas penting Indonesia perlahan mengalami penurunan karena pelemahan dari sisi permintaan dunia. Batu bara, timah, nikel, tembaga, minyak kelapa sawit, mengalami penurunan harga di pasar dunia. Hal ini berpengaruh pada daerah-daerah penghasil komoditas-komoditas tersebut di Indonesia.

Selain itu, pencabutan subsidi BBM merupakan salah satu penyebab perlambatan ekonomi di kuartal-IV 2014. Selain subsidi BBM, belanja pemerintah yang turun, kontraksi pada ekspor dan perlambatan investasi, menjadi faktor-faktor penyebab perlambatan ekonomi.

Pada kuartal-IV tahun 2014, beberapa provinsi mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Provinsi Papua mengalami pertumbuhan ekonomi negatif sebesar -7.39% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (11,71%). Provinsi Papua Barat juga hanya mampu tumbuh sebesar 0,09% dibanding tahun sebelumnya sebesar 30.51%. Begitu pula dengan provinsi D.I. Aceh yang hanya mampu tumbuh sebesar 0.59% dibanding tahun sebelumnya sebesar 2,65%.

Secara tahunan, 25 dari 33 provinsi di Indonesia mencatatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014. Provinsi dengan pertumbuhan yang meningkat dibandingkan tahun 2013 adalah Riau (2,62%), Kepri (7,32%), Jambi (7,9%), Kaltim (2,02%), Bali (6,72%), dan Sulbar (8,73%). Riau dan Kaltim merupakan provinsi dengan pertumbuhan lambat, sehingga sedikit peningkatan pertumbuhan dianggap tidak signifikan dibandingkan dengan Kepri, Jambi, dan Sulbar serta Bali yang mampu mempertahankan pertumbuhan yang tinggi bahkan meningkat di tahun 2014. Bali didorong oleh sektor pariwisata. Kepri didorong oleh sektor perdagangan dengan adanya kota Batam. Jambi dengan peningkatan jumlah investasi dan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang kuat terutama komoditas karet. Sulawesi Barat sebagai provinsi baru di Indonesia ditopang oleh sektor pertanian dan industri pengolahan. Di sisi lain, Aceh merupakan provinsi dengan pertumbuhan terendah di Indonesia. Di sektor migas, kontrak PT Arun di Aceh berakhir pada Oktober 2014. Hal tersebut turut mengurangi akselerasi pertumbuhan Aceh. Perlambatan pertumbuhan ekonomi 25 provinsi di Indonesia melambatkan pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2014 menjadi hanya 5,02%. Kuartal-IV 2014, pertumbuhan ekonomi hanya 5.01%. Kondisi ini tentu harus segera diatasi dengan meningkatkan investasi.


Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.